Woi… FPI Mau Bikin Parpol!

Saudara-saudara, Sahabat-sahabat, Teman-teman…! Ada kabar baru, nih, tentang Front Pembela Islam (FPI). Ditulis Okezone.com, FPI mengancam akan membentuk partai politik (parpol) jika keberadaan parpol sekarang tidak berkomitmen membubarkan Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Saya kutipkan berita selengkapnya, berikut: Front Pembela Islam (FPI) menyatakan tidak akan membentuk partai politik (parpol). Namun begitu, hal ini masih akan ditinjau kembali melihat situasi dan kondisi parpol Islam yang telah ada.

"FPI tidak akan membentuk parpol baru. Tapi, itu pun masih ditinjau jika dalam waktu tertentu parpol Islam yang ada sekarang tidak juga berkomitmen membubarkan Ahmadiyah, barulah FPI akan membentuk parpol baru," ungkap Panglima Laskar FPI Ja'far Shiddiq di Markas FPI, Petamburan II, Jakarta Pusat, Kamis (11/12/2008).

Selain itu, para anggota FPI menyatakan sikap politik mereka terhadap Pemilu 2009 yaitu tidak akan menggunakan hak pilih mereka. "FPI tidak akan menggunakan hak pilih jika tidak ada parpol yang berkomitmen untuk membubarkan Ahmadiyah," tandasnya.

Rumusan FPI ke depan, lanjut Ja'Far, merekomendasi pengkajian untuk pendirian partai Islam di bawah kontrol FPI dengan program utamanya, yaitu, penerapan syariat Islam dalam bingkai NKRI.

Menyimak berita itu, saya langsung ingin tertawa (juga sedikit mengumpat). Tertawa pertama lantaran tujuannya atas niatan tersebut.

Dari segi pengertian parpol, bolehlah FPI membentuk parpol. Sebab, siapa pun bisa membentuk parpol asalkan merupakan kelompok yang terorganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.

Dari segi tujuannya, memang tak dilarang. Sebab, tujuan parpol ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik—(biasanya) dengan cara konstitusional—untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Parpol yang dibentuk FPI nantinya bakal punya wakil di parlemen yang bisa memengaruhi atau mengubah kebijakan.

Namun, alangkah sangat naif jika pembentukan parpol itu hanya dan sekedar bertujuan membubarkan JAI. Lantas, jika, misal, JAI berhasil dibubarkan, maka parpol FPI itu tak akan berfungsi lagi. Kalau sudah demikian, anggota DPR dari “Fraksi FPI” tentu bakal memiliki banyak waktu luang alias menganggur lantaran tak ada lagi persoalan yang perlu dibahas. Dan, anggota DPR dari “Fraksi FPI” yang akan paling banyak menganggur adalah anggota DPRD provinsi atau kota/kabupaten. Pasalnya, regulasi tentang pembubaran JAI itu merupakan kewenangan kebijakan pemerintah pusat.

Tertawa kedua karena nantinya anggota (berapa pun jumlahnya) DPR RI dari “Fraksi FPI” hanya akan bertugas di Komisi VIII yang membidangi Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan. Mereka tak bakalan mau ditempatkan di komisi yang membidangi Pertahanan, Agraria, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Pangan, Perhubungan, Perumahan Rakyat, dan sebagainya. Sebab, tujuan mereka hanya hanya satu: membubarkan JAI.

Tertawa ketiga disebabkan kontradiksi antara tujuan pembentukan parpol dengan sikap anggota FPI yang akan golput alias tidak menggunakan hak pilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Soal ini bukan perkara golput adalah bagian dari hak warga negara. Tapi, bagaimana mungkin berencana membentuk parpol, sementara konstituennya (baca: anggota/simpatisan FPI) justru memilih golput. Lalu, bagaimana mau mengubah kebijakan untuk membubarkan JAI melalui jalur parlementer bila tak memiliki wakil di parlemen?

Tertawa keempat dikarenakan saya tidak bisa membayangkan bagaimana suasana sidang di DPR jika ada anggota “Fraksi FPI”. Barangkali, Senayan itu nantinya bakal berubah fungsi: bukan lagi sebagai lembaga politik melainkan arena duel. Saudara-saudara tahu sendiri, kan, bagaimana ulah organisasi pimpinan Riziq Shihab itu? Atas dasar menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, pastinya mereka tak akan berpikir dua kali untuk menggebuk atau menjotos anggota DPR dari fraksi lainnya yang berbeda pendapat. Kalau wakilnya di DPR masih dalam hitungan jari, satpam di Senayan barangkali masih mengatasinya. Nah, (meski tidak mungkin) apa kata dunia jika mereka menguasai separo kekuatan Senayan?

Tertawa kelima soal pendanaan. Besar atau kecil sebuah organisasi, tetaplah membutuhkan pendanaan. Saya yakin, kalau “partai FPI” itu diwujudkan, maka akan banyak petinggi atau mantan petinggi militer yang tidak merestuinya. Atau, setidaknya, mereka tidak akan memberikan bantuan dana. Sebab, konon, gosipnya, keberadaan mereka dibekingi sejumlah petinggi atau mantan petinggi militer di negeri ini. Dan, kalau partai itu berhasil dibentuk, tentu akan menjadi pesaing kuat partai besutan beberapa pensiunan militer seperti yang sudah ada sekarang.

Terakhir, tertawa keenam lantaran pastinya saya tidak akan memilih “partai FPI”. Sebab, tidak bisa dibayangkan jika saya menjadi simpatisannya atau bahkan anggotanya. He…he…he…

10 Response to "Woi… FPI Mau Bikin Parpol!"

Anonim mengatakan...

tujuan mendirikan partai hanya sekadar untuk "melawan" organisasi lain? itu sih, cari sensasi saja. memang segampang itu bikin partai... ada-ada aja FPI :)

astrid savitri mengatakan...

Sayang ya, pdhal ada banyak hal serius yg musti diperbaiki dlm tatanan masyarakat dibandingkan dgn sekedar membubarkan organisasi yg gak sepaham. Cuma saya kira, masyarakat awam tetap lebih cerdas, mereka (dan saya) gak akan memilih partai yg anti pluralisme dan nantinya ogah mengurusi negara.

Anonim mengatakan...

anti FPI !

ladangkata mengatakan...

tertawa ketujuh...

saya tertawa dan mengamini enam tertawa di atas...hahahhahahahah

Anonim mengatakan...

Ke-PD-an!!! Kalo saya harus tertawa seratus kali :D

Anonim mengatakan...

ahahaha...sebaiknya FPI sebelon bikin partai latihan dulu debat intelektual, bukan cuma mengandalkan otot, obrak-abrik, dan lempar batu seperti waktu menghadapi majalah playboy dulu

pun seandainya FPI bikin parpol, rasanya pendukungnya gak bakalan banyak. gw pikir sih rakyat indonesia gak sebodoh itu milih parpol yg tujuannya sempit banget dan orang2nya udah jelas anarkis

Bangsari mengatakan...

FPI kok digugu. ndak mutu dan ndak bisa diajak mikir.

manajemen mereka sangat sederhana: "kami punya kunci surga, kalian harus beli pada kami!"

Anonim mengatakan...

aduhhh ampuunn.... gak tertawa lagi deh..
mending tukeran link aja.. heheh yuk

Anonim mengatakan...

Kalau lihat Habib Riziek, saya selalu teringat cerita ini...

Heri wow mengatakan...

FPI mau bikin partai? Huahahahaha...gak bakalan laku...paling yang milih yang jenggotnya gak pernah dicukur dan jidatnya item serta pakainya putih2x,kalo gw sih gak mungkin milih partai FPI gak mungkin banget geto loh

Posting Komentar