Ampun, Kangen Band!

Dalam sebuah artikel di Wikipedia, saya menemukan sedikit ulasan tentang Kangen Band. Saya kutipkan beberapa kalimat saja: “Oleh beberapa pihak yang iri dan tidak suka, band ini dianggap tidak berkualitas. Band ini dianggap mempunyai musikalitas, dalam, dan luar biasa meskipun begitu band ini cukup sering di-request oleh pendengar radio.”

Saya mungkin termasuk beberapa di antara sedikit atau banyak yang menyetujui pendapat pada kalimat pertama. Tapi, bukan karena iri melainkan lantaran band yang mulai populer sejak tahun 2007 itu tak akan memberikan banyak kemajuan bagi musik di Tanah Air.

Alasannya, pertama, ia akan menyuburkan paradigma bermusik “easy listening”, sekedar enak didengar tanpa peduli kualitas dan pengaruh baik pada masyarakat. Sementara, paradigma tersebut mulai menggejala sejak kemunculan Sheila On 7 pada 1999 silam. Paradigma sekedar “enak didengar” itu, jika kemudian menjadi ideologi bersama para musikus di negeri ini, maka jelas bukan pertanda baik. Slogan bahwa Musik adalah Bahasa Universal, tak akan berlaku lagi. Pasalnya, kriterianya hanya “enak didengar”.

Kedua, bisa jadi band yang digawangi Doddy, Andika, Tama, Lim, Nory, dan Barry itu nantinya bakal menjadi ikon musik di Indonesia. Kalau sudah menjadi ikon, maka akan banyak yang mengikuti jejaknya. Lalu, apa jadinya jika seluruh musik di Republik ini “berjenis kelamin” seperti “kelamin” Kangen Band? Salah satu di antara jawabannya, para musikus tentu tak akan dituntut untuk melakukan pembaruan dan perbaikan kemampuan bermusiknya. Kalau sudah begitu, jangan harap musik garapan anak bangsa ini dapat bersaing dengan anak bangsa lain.

Untuk sementara, musik karya anak-anak di Nusantara ini mungkin dapat dikata berada di posisi atas dibanding negeri tetangga macam Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, dan lain-lain. Para musikus negeri tetangga barangkali perlu banyak belajar pada musikus dalam negeri. Tapi, kondisi tersebut tentu tidak akan bertahan lama jika para pemusik di negeri ini berpuas diri dan tak mampu melakukan inovasi-inovasi.

Ketiga, musik sejenis Kangen Band akan menjadi pembenar penilaian bahwa bermusik cukuplah sebatas sebagai lahan mencari uang. Ia tak akan peduli jika bangsa ini sesungguhnya juga butuh pencerahan dan pengetahuan. Kondisi itu akan diperparah jika tema bermusik hanya seputar cinta dan cinta. Ia juga tak tak mau tahu bahwa beberapa jenis musik dulunya pernah menjadi alat perjuangan kaum tertindas. Peduli amat dengan kemiskinan, kemelaratan, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan sebagainya.

Kangen Band memang bukan satu-satunya. Masih banyak grup band dan musikus lainnya yang menganut paham sekedar “enak didengar”. Saya tak bisa menyebutkan satu per satu. Sebab, belakangan marak bermunculan silih berganti grup band dan penyanyi sebangsa Kangen Band. Bermodal lagu sekedar enak didengar, peduli amat dengan aransemen, masa bodoh dengan vokal pas-pasan, cuek aja kalau bisanya cuma genjrang-genjreng enggak karuan, dan lain sebagainya. Kalau sudah demikian, saya cuma bisa berkata: “Ampun, Kangen Band!”

9 Response to "Ampun, Kangen Band!"

Anonim mengatakan...

Hehehehe...saya sepakat soal ideologi enak didengar yang dianut band-band yang baru bermunculan. di satu pihak, hal ini menjadikan musik indonesia menjadi raja di negeri sendiri, di pihak lain lagu mengarah menjadi komoditi yang asal laku dijual.

btw, sudah dengar lagu slank yang baru, yang judulnya Kilaf? menurut saya sedikit bergeser ke ideologi itu....

atau mungkin beralihnya gaya jikustik yang menjadi anak muda sekali dengan lagunya selamat malam dunia....

gaya2 seperti franky, iwan fals, doel soembang dah lama tak terdengar mewarnai negeri ini ya.....

Anonim mengatakan...

sepakat, Mas. tetapi saya kadangkala juga butuh hiburan, ketika otak sudah tidak mampu menerima hal-hal yang ruwet dan njlimet, mendengarkan musik yang ringan, bisa jadi obat mujarab.

Anonim mengatakan...

aku ora iso nyanyi..
isone mung Indonesia Raya..
dadi gak sepiro ngerti ben-benan kuwi..

Mustiko.Dwipoyono mengatakan...

musik tanah air memang tidak akan pernah lepas dari belenggu industrialisasi global. ini dipicu oleh perekonomian bangsa (rakyat) yang, mayoritas, berada dibawah ambang kemiskinan. dengan demikian, mau tidak mau, mereka harus kreatif, inovatif (kalau istilah mereka para pemegang kapital) menghasilkan uang. maka yang terjadi adalah semua orang membuat produk yang diminati pasar. padahal, seperti yang kita tahu bersama, produk tersebut tidak bernilai (seni tinggi).
Pada akhirnya karya seni bersejarah kita (bangsa) akan terhenti. dan entah akan kapan akan muncul mahakarya budaya baru dari anak-anak bangsa.

Fuco

astrid savitri mengatakan...

Saat nanti mereka (kangen band dan lainnya) sudah mulai peduli pd masalah korupsi, kemiskinan,pendidikan dll, mereka pasti langsung mendaftar jadi caleg, calon bupati, atau sekedar partisipan partai....mengikuti jejak senior2nya, hehe..

Anonim mengatakan...

woooiii seru nee kayak na!!! bener banget akuh jugag sedikit menyayangkan kondisi industri music anak negri ckr inih coz lebih mengarah ke sisi komersial ajah gag banyakmikir soal kualitas ataz karya yang dihasilkannya.

but aniwe, easy listening not so bad at all.

ususpanjang mengatakan...

jujur, saya gak mau munafik. jika mendengar lagu mereka (kanjen band-sebagian tmn saya memanggilnya seperti itu- dan tmn2nya) saya ikut menyanyikannya, tapi dengan catatan menyanyikannya cukup didalam hati dan tanpa melihatnya, cukup sebatas winamp atau mp3.
namun terkadang juga jika terpaksa harus melihat, ya dijadiin bahan guyonan aja,hehehe

tapi apapun it, mereka telah mewarnai belantika musik indonesia yang semakin hari semakin ramai saja. maju musik indonesia,

salam kenal ya bos =D

Anonim mengatakan...

saya sepakat dgn anda dan juga para komentator, hanya bisa berharap semoga para 'musisi2' kita bisa lebih berkesenian dan gak mabuk popularitas.
Apakah bener sosok mereka adalah potret sebagian besar masyarakat? klo memang demikian betapa nistanya bangsa ini, hikz!

Anonim mengatakan...

sekarang saya suka dengan lagu st 12 nah gimana nih??? Banyak yang bilang kalao kangen sama st 12 hampir sama dari segi musikalnya???
tapi, khusus st12 lain kan???

apalagi kalo liat dia lagi duet dengan Dekil Banad ketika ultah Trans Corp beberapa waktu lain.. wihhh keren abisss nyanyin lagi Cari Pacar Lagi........ ada yang liat

Posting Komentar